Interprestasi Analisis Diskriminan dengan STATA
Interprestasi Analisis Diskriminan dengan STATA
Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul: Analisis Diskriminan dengan STATA. Sehingga dalam bahasan ini, statistikian akan menyampaikan penjelasan terhadap analisis diskriminan dan bagaimana cara baca atau Interprestasi Analisis diskriminan dengan STATA.
Sebelum anda membaca artikel ini secara seksama, maka sebaiknya anda terlebih dahulu mempelajari artikel sebelumnya tersebut.
Tutorial Cara Baca dan Interprestasi Analisis Diskriminan
Lihatlah output hasil analisisi diskriminan yang sudah dikerjakan pada artikel sebelumnya!
Summary
Tabel estat grsummarize di atas menerangkan bahwa kasus yang dianalisis ada 200 responden. 92 responden memberi keputusan 0 dan 108 memberi keputusan 1.
Pada variabel X1 nilai rata-rata X1 pada kelompok 1 : 63.20, sedangkan kelompok 0: 35.92. Artinya rata-rata X1 terhadap Keputusan pada kelompok pertama (1) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kedua (0).
Begitu juga dengan variabel yang lain (X2 dan X3).
Tabel ANOVA: Uji Pengaruh Simultan Analisis Diskriminan
Tabel estat anova di atas adalah hasil analisis untuk menguji kesamaan rata-rata variabel. Uji ini menggunakan Uji F dan nilai signifikansi. Jika angka P value (Ditandai dengan nilai Pr > F) mendekati angka 0 maka cenderung ada perbedaan dalam kelompok.
Keputusan Hipotesis dengan nilai signifikansi:
Jika signifikansi > 0,05 maka tidak ada perbedaan dalam kelompok
Jika signifikansi < 0,05 maka ada perbedaan dalam kelompok
Semua variabel di atas nilai sig < 0,05, maka ketiga variabel memberikan perbedaan pada pengambilan keputusan (Y).
(Perlu diketahui, dengan menggunakan STATA, kita tidak bisa menggunakan metode Stepwise. Artinya kita harus mengeluarkan secara manual variabel independen mana yang tidak berpengaruh pada Y. Jika ada yang tidak berpengaruh dengan ditandai p value > 0,05 maka kita ulangi dari awal uji analisis diskriminan dengan tanpa mengikut sertakan variabel yang dikeluarkan).
Tabel Interkorelasi: Uji Multikolinearitas Analisis Diskriminan
Tabel di atas adalah tabel analisis Inter Correlations Variabel Independen. Lihat nilai Korelasi, apabila ada korelasi antar variabel independen dengan nilai > 0,5 maka dicurigai ada gejala multikolinearitas. Di atas tidak terdapat korelasi > 0,5, maka tidak ada multikolinearitas.
Tabel Canonical Discriminant
Tabel estat canontest di atas menunjukkan nilai likelihood ratio dan uji F. Anda bisa membandingkan nilai F dengan F tabel pada DF1=3 dan DF2=196 dengan probabilitas 0,05. (DF1 berasal dari jumlah variabel dikurangi 1, yaitu 4-1=3 dan DF2 berasal dari jumlah sampel dikurangi jumlah variabel yaitu 200-4=196). P value atau signifikansi ditunjukkan oleh nilai Prob>F, jika p value < 0,05, maka semua variabel independen secara simultan mempengaruhi nilai variabel dependen (Y).
Angka signifikansi untuk 3 variabel sebesar 0,0000 dengan nilai F 175,4. Karena nilai signifikansi 0,000 (<0,05) maka variabel masing-masing kelompok mempunyai perbedaan yang signifikan.
Tabel di atas menunjukkan perubahan nilai lambda dan nilai uji F dalam tiap tahap. Sampai tahap 3 nilai Sig tetap < 0,05, maka sampai tahap 3 variabel bebas masuk semua dalam model.
Angka signifikansi untuk 3 variabel sebesar 0,000 dengan nilai F 235,829 pada tahap satu dan pada tahap 3 signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai F 175.397. Karena nilai signifikansi 0,000 (< 0,05) maka variabel masing-masing kelompok mempunyai perbedaan yang signifikan.
Pada tabel di atas terdapat nilai canonical correlation. Nilai canonical correlation digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara hasil diskriminan atau besarnya variabilitas yang mampu diterangkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen.
Dari tabel di atas, diperoleh nilai canonical correlation sebesar 0,8536 bila di kuadratkan (0,8536 x 0,8536) = 0,72863296, artinya 72,863296% varians dari variabel independen (kelompok) dapat dijelaskan dari model diskriminan yang terbentuk.
Nilai korelasi kanonikal menunjukan hubungan antara nilai diskriminan dengan kelompok. Nilai sebesar 0,8536 berarti hubungannya sangat tinggi karena mendekati angka 1 (besarnya korelasi antara 0-1).
Struktur Kanonical
Tabel estat structure menunjukan urutan karakteristik yang paling membedakan keputusan (Y). Urutan ditentukan dengan nilai absolut yang paling besar (Absolut artinya menghilangkan nilai negatif). Variabel X3 adalah yang paling membedakan, kemudian jumlah X2 dan selanjutnya X1.
Tabel di atas menunjukan adanya korelasi antara variabel-variabel bebas dengan fungsi diskriminan yang terbentuk. Variabel X3 mempunyai korelasi yang paling tinggi dengan nilai korelasi sebesar 0,6660747.
Persamaan Diskriminan
Fungsi Diskriminan
Tabel Canonical Discriminat Function Coefficients di atas menunjukkan fungsi diskriminan dengan persamaan sebagai berikut : Z score = -6,0444765 (konstan) + 0,0372027 X1 + 0,0416069 X2 + 0,0420415 X3. Fungsi ini berguna untuk menganalisis kasus atau responden yang diteliti akan termasuk ke dalam kelompok mana, yaitu kelompok pertama (keputusan 0) atau kedua (keputusan 1).
Koefisien Standardisasi
Sedangkan untuk mengetahui nilai koefisien standardized, lihat nilai koefisien pada tabel standardized canonical discriminant function coefficients.
Berdasarkan angka tabel di atas, terdapat dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok dengan keputusan 0 dengan centroid (rata-rata kelompok) negatif dan kelompok yang keputusan 1 dengan centroid (rata-rata kelompok) positif.
Class functions
Pada Tabel estat classfunction menunjukkan hal yang sama dengan bagian Canonical Discriminant Function Coefficients di atas yang sebelumnya sudah dibahas. Persamaannya sebagai berikut (Dibulatkan 3 digit dibelakang koma):
Untuk kelompok 0, persamaannya :
Nilai = -9.846 (konstan) + 0,161 (X1) + 0,178 (X2) + 0,178 (X3)
Untuk kelompok 1, persamaannya :
Nilai = -9.846 (konstan) + 0,282 (X1) + 0,314 (X2) + 0,316 (X3)
Selisis antara kedua kelompok :
Nilai = -6,045 (konstan) + 0,037 (X1) + 0,042 (X2) + 0,042 (X3).
Di atas menunjukkan rata-rata error pada tiap kelompok, yaitu pada kelompok keputusan 0 sebesar 0,0652174 dan pada kelompo keputusan 1 sebesar 0,0277778. Total error kedua kelompok dapat dilihat di kolom Total.
Analisis Multivariat
Di atas menunjukkan nilai squared distances antar group dengan metode mahalanobis, yaitu sebesar 10,69966.
Di atas menunjukkan nilai uji F pada analisis multivariat dengan menggunakan metode Wilk’s Lambda, Pillai’s Trace, Lawley-Hotelling trace dan Roy’s largest root. Nilai p value ditunjukkan dengan nilai Prob>F. Jika p value < 0,05 maka pada derajat kepercayaan 95%, variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel dependen.
Ketepatan fungsi Diskriminan
Tabel estat summarize di atas menunjukan jumlah kasus (responden) sebanyak 200 yang di proses serta menunjukkan nilai-nilai mean, standart deviasi serta nilai minimal dan maximal masing-masing variabel.
Pada Tabel di atas menunjukkan kelompok dengan keputusan 0 sebanyak 92 sampel sedangkan kelompok dengan keputusan sebanyak 1 sebanyak 108 sampel.
Tabel di atas pada kolom Original baris “Kelompok Keputusan 0 sebanyak 86 responden atau 93,48%, sedangkan 6 responden (6,52%) berpindah ke kelompok keputusan 1”. Sementara itu, 105 responden (97,22%) yang berada dikelompok “keputusan 1” dan ada 3 responden (2,78%) berpindah ke kelompok keputusan 0”.
Maka Ketepatan fungsi diskriminan dapat dihitung dengan cara: 86 + 105/200 = 0.955 atau 95,5 %.
Kesimpulan Interprestasi Analisis Diskriminan
- Asumsi Normalitas Multivariate terpenuhi.
- Asumsi tidak adanya multikolinearitas antar variabel independen terpenuhi
- Asumsi Homogenitas Varians antar kelompok terpenuhi.
- Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok responden yang memberikan keputusan 0 dengan kelompok yang memberikan keputusan 1.
- Faktor-faktor yang membuat berbeda adalah variabel X1, X2, dan X3 (Semua Variabel Independen).
- Ketepatan fungsi diskriminan adalah sebesar 95,5%. Ketepatan ini tinggi karena mendekati angka 100%.
- Persamaan fungsi diskriminan adalah: Nilai Z = -6,045 (konstan) + 0,037 (X1) + 0,042 (X2) + 0,042 (X3).
Demikian pembahasan singkat tentang Analisis Diskriminan dengan STATA. Dengan menggunakan aplikasi STATA anda akan dapat melakukan apa saja terkait dengan analisis diskriminan, sebab software statistik yang satu ini sangatlah powerfull.
Baca Juga: Analisis Diskriminan.
By Anwar Hidayat
Belum ada Komentar untuk "Interprestasi Analisis Diskriminan dengan STATA"
Posting Komentar